
...never ending stories...
Cannot trip, Cannot share sweet and tender moments
Cannot feel how we feel, Must pretend it’s over
Must be brave and we must go on, Must not say
What we no longer long…
(How can I not love you by Joy Enriquez)
kemarin malam saya insomnia… jadinya saya dengerin MP3 sepanjang malam sampai pagi…
dan kebetulan muncul lagu-nya Joy itu…
trus ada juga lagunya Maliq and the Essentials… ada lagunya Tompi…
Buzzzzzz….
tiba-tiba semua memori tentang seseorang muncul kembali ke permukaan…
saya jadi ingat sepenggal kisah…
dari kotak bernama kenangan…
***
“Kita harus bicara… sebelum kamu pergi lagi…
kita harus menuntaskan apa yang telah kita mulai, namun belum pernah benar-benar berakhir,” pinta saya.
ini harus dituntaskan agar kita bisa tenang melanjutkan hidup masing-masing…
“boleh, aku memang pengin ngomong sesuatu sama kamu,” jawabmu waktu itu.
Di sana kita kembali bertemu.
Berdua saja.
Kamu menatap saya dengan tatapan yang sama. Seperti dulu.
Tolong berhenti menatap saya seperti itu
hmm… ini masih kamu. ya. Ini masih kamu yang dulu.
Masih kamu yang selalu ada untuk saya.
Yang selalu mampu membuat saya tertawa disaat tersedih sekalipun
Yang mampu mengubah air mata menjadi senyuman
Yang terlihat cuek tapi tiba-tiba membawakan begitu banyak koran
Yang walaupun sudah mengantuk tapi mau menemani saya sepanjang malam lewat suara dan tawamu melalui benda bernama handphone
Yang mau bangun dini hari buta dan melakukan apa yang disebut sholat
Yang sabar mengintip saya yang sedang bermanja manja atau memengkek didepan rumahmu
Yang terlihat misterius tapi mau mempercayakan dan berbagi rahasia terdalammu pada saya.
Yang sok nggak perhatian tapi selalu membelikan saya makanan dan minuman yang super duper banyak padahal tau saya sudah gendut buntel
Yang sok nggak romantis, tapi selalu memanggil saya dengan julukan sayang, "nduut"
….
Saya memandangmu dengan tatapan bertanya.
Saya tahu tanpa saya tanya pun, kamu pasti sudah tahu pertanyaan saya.
Kau memandang saya dengan tatapan yang sulit saya mengerti…
Kamu mulai berkata, “Aku cuma pengin kamu yakin rasa itu ada… kamu nggak salah… selama ini memang ada… rasa itu ada… jangan pernah berpikir kita nggak ada apa-apa… dulu kita ada apa apa, dan aku cuma pengen bikin kamu senang. bukan sedih seperti ini..”
ya… saya tahu… saya hanya percaya padamu…
seandainya kamu bilang itu sejak dulu… kenapa baru sekarang? Bisik saya dalam hati.
Hening.
“iya aku tahu aku jahat. Jahat nggak pernah bisa bilang ini ke kamu,” ujarmu tiba-tiba.
ah… kamu selalu bisa membaca pikiran saya ya…
kamu kembali melanjutkan, “Cinta nggak pernah salah. Keadaan yang nggak memungkinkan.
waktu sama kamu, aku memang yakin bisa. Tapi juga nggak tahu kenapa kita saling menjauh,
Maafkan aku yang menjauh. aku menjauh, kamu menjauh.
Dan kita mungkin memang tidak cocok satu sama lain
….
ah tenyata benar… kamu berfikir seperti itu
dada saya sesak…
tenggorokan saya kering…tercekat…
tapi ternyata saya malah tertawa…
kenapa saya malah tertawa?? Padahal ingin menangis??
Kamu masih memandang saya dengan tatapan itu…
Tatapan yang mampu meluluhlantakkan hati saya…
saya mencoba tersenyum, “waah… selamat ya…kamu sama dia aja lagi biar cocok”
kamu tetap melanjutkan, “kamu pasti bingung karena selama ini aku menghindar dan bersikap aneh, itu karena aku takut… takut bertemu denganmu… karena perasaan itu selalu muncul saat aku melihatmu, makanya selama ini sebisa mungkin aku nggak bertemu denganmu,”
“aku takut, selalu takut salah mengambil keputusan. cuma pengen kamu seneng aja"
iya… saya tahu… kamu harus jauh-jauh dari saya kan?
mata saya sudah terasa panas. pedih.
Tapi saya tak bisa menangis
ayo menangis.. menangis…
luapkan semua! Bilang kamu juga cinta padanya…ayo bilang!
…
tak bisa… ternyata tak bisa…
saya tetap membisu.
Saya malah tertawa lagi…
hening…
kamu tetap menatap saya lekat.
“tapi kamu juga bisa nerima ini semua kan?” tanyamu sambil menggoda.
Saya hanya tersenyum mengangguk. Saya memang ingin jujur padamu seperti kamu sudah jujur pada saya.
Kamu tersenyum sambil menerawang ke atas.
“Ah… kamu cewek baik..” ujarmu sambil tersenyum.
Dada saya semakin sesak
sesak, saya tak bisa bernapas.
Jangan… sudah cukup… jangan bicara lagi… sebelum air mata ini tumpah.
“bakal kangen banget sama semunya yah” katanya
matamu mengerling nakal.
Mata sayu itu.
Mata yang selalu berkata semua.
Kita kan penganut ilmu kebatinan ya… selalu more than words…
Saya tertawa lagi…
“kamu bisa aja… ”
Kamu ikut tertawa
“berarti sekarang kita temenan ya?”
kamu mengulurkan tangan
Saya menjabat tanganmu.. dan melihat senyuman itu untuk yang terakhir kali.
“sip!”
seandainya waktu bisa berhenti dan membeku.
Sayangnya tidak.
Sepersekian detik kita masih berpandangan.
Kemudian kamu berlalu…
kamu, hujanku…
saya melihat punggungmu berlalu sambil tersenyum, meski dalam hati menangis teriris
eres do en mi…
semoga kau bahagia tanpa aku..
aku selalu sayang kamu disini, tanpa kamu tau
dan gak usah tau kali ya=)
***
saya masih melamun dalam keheningan pagi.
Mama saya sudah mengetok-ngetok pintu dari luar.
Ah, diluar cerah. Hujan telah berlalu.
Saatnya menutup kotak kenangan itu.
Selalu dan selamanya.
(hil)
special for someone who called me ‘nduut’

...saat terakhir kau genggam tanganku...
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
0 komentar:
Posting Komentar