Tulisan ini tentang Dia. untuk kesekian kalinya, tentang dia. takkan bosan
aku pernah membaca sebuah artikel lucu. Tertulis bahwa pernah ada penelitian yang menyatakan, ketika seorang perempuan jatuh cinta, dia akan mencium satu wangi khas dari lelaki yang dia cintai.
Wangi Cinnamon. Kayu Manis. Dengan kekhasan aromanya yang begitu manis dan kuat. Wangi yang memberi rasa nyaman dan hangat. (cinnamon gak yah?ahh iya. tapi katanya bulgari, entahlah bagiku itu seperti cinnamon *maksa* huahahaha)
aku tidak tahu benar atau tidaknya, dan aku lupa dimana harus mencarinya lagi. Tapi karena toh aku belum pernah menemukan artikel lain yang mengatakan sebaliknya, jadi kita anggap saja itu benar, paling tidak untuk sementara.
Sampai dimana kita tadi? Ah ya, Cinnamon. Kayu manis. aku tadinya ga percaya dengan hal ini, karena aku ga pernah mengalaminya sama sekali. Tadinya begitu, sampai aku bertemu dengan Dia. Si Lelaki dengan wangi Cinnamon ini.
Lucu, karena dia bukan lelaki pertama yang hadir dalam hidup aku. Dan aku sudah bukan lagi anak kemarin sore yang baru belajar naksir-naksiran ala cinta monyet. Sebelumnya aku sudah pernah merasakan cinta yang (sepertinya) sungguhan. Dan itu perasaan yang serius. Tapi sekali lagi, wangi itu cuma aku temukan di Lelaki ini.
Bagaimana wangi itu bisa muncul? Entah. Mungkin itu aroma alami tubuhnya. Mungkin itu wangi parfumnya. Atau mungkin benar, wangi itu adalah sinyal biologis yang diberikan otak aku untuk menyatakan bahwa aku cinta Dia. Tapi, apa wanginya yang membuat aku jatuh cinta?
Bukan. Wangi itu baru aku sadari belakangan. Sebelum sadar pun, sudah terlalu banyak hal menakjubkan yang membuat aku ga punya kuasa untuk berpaling dari Dia.
Senyumnya. Keanehannya. Kebawelannya. Kekonyolannya. Genggaman hangatnya. Cara dia membalikkan badan ketika aku memanggil namanya. Cara dia ngejekin atau ngejengkelin aku kalo aku lagi kesel aaaa:')
Cara dia membuat aku tertawa. Kemampuannya bertahan adu argumen selama berjam-jam. Kemampuannya untuk berlama-lama terdiam dan bersandar disamping aku (without words at all, but feels so peace..). Keras kepalanya yang ga boleh dibantah. Telepon absennya. YM colongan ditengah malamnya. Obrolan gila di perjalanan dengan mobilnyanya. lembut sentuhan tangannya waktu ngelus pipi aku. hobi nakalnya ngerecokin rambut sama poni aku hahaha
Kacamatanya. jaket jaket nya yang wangi. seragam sekolah berantakan setelah pulang sekolah-nya *actually, he always looks so damn good with whatever he wear * Es kelapa mudanya (awalnya nolak pas mau dibeliin yaa alibi aja, hahahaha). cara dia ngambek kalo aku gak makan, walaah padahal disuruh diet sayanya:p . Jemputannya kalo aku gak ada yang nganter, atau aku gak ada bawa mobil. senyum cengirnya kalo ketemu diparkiran. suara cempreng yang lucu, aaa pengen kucubit tuh pipi. waktu waktu pas dia main kerumah, ketemu mama papa aaah. Omelannya. Marahnya. Tangisnya. Semuanya. Semua kesediaan dia melihat semua sisi diri aku, dan disisi lain juga membuka seluruh sisi dirinya, dan mencuri sepi dari seluruh waktu aku.
Bahkan dia mengebut gila-gilaan, menempuh jarak setengah jam menjadi 10 menit, demi ngejar waktu adzan maghrib yang udah kelewat karna kami pergi makan. selalu memeluk aku tanpa banyak bertanya saat ku sedih dan menangis, dan menemani sampai gemetar aku hilang. Sampai airmata kering. Dan baru pulang ketika aku sudah bisa tertawa.
Jatuh cinta adalah hal paling masuk akal yang terjadi bukan? Masuk akal jika yang aku hadapi adalah lelaki seperti dia. Lelaki yang selalu menjadi dirinya sendiri ketika berada di hadapan aku.
Dan patah hati berdarah-darah juga terasa masuk akal ketika aku kehilangan Dia
Everything is perfect. Semua. Kecuali takdir yang ga mau berkata sama. Dan kami pun berpisah, dengan cara baik-baik. Sambil saling berjanji akan menata dan menyembuhkan hati masing-masing secepatnya.
Juga berjanji akan menjaga kesadaran masing-masing tetap berada di ambang waras, benar bukan? =)
Sepertinya usaha itu lancar-lancar saja. Sebelum dengan Dia, jika dulu aku putus cinta maka aku akan menangis, nyaris setiap hari. Mengeluarkan luka, mengusir bekas kehadiran isi hati yang pernah ada..
Tapi kehilangan Dia beda. Nyaris tiap detik ada tangis, bahkan di hari terakhir aku melihatnya. aku tetap melewati hari seperti biasa. Berusaha menganggap semua baik-baik saja.
Dan semuanya baik. Semua. Kecuali fakta bahwa dia datang di setiap mimpi aku dikala malam. Di luar kuasa kesadaran aku, tanpa bisa aku hentikan.
Well, meski begitu aku kira semua tetap baik-baik saja. Paling tidak itu yang aku katakan berulangkali pada diri sendiri, setiap terbangun dari mimpi melihatnya.
aku sudah berusaha maksimal, tapi ternyata kali ini butuh lebih dari sekedar maksimal. Maka aku butuh lebih banyak bantuan dari Waktu. Juga ruang hati yang lebih lapang lagi dari sebelum-sebelumnya. Mungkin kelak, jika aku bersabar, Dia akan berbaik hati pula pergi dari mimpi aku, sama seperti kini Dia sudah menghilang dari pandangan aku.
Maka aku akan menunggu hari itu tiba. Hari dimana wangi kayu manis tak akan lagi tercium walau aku bertemu kembali dengan Dia. Hari dimana aku akan kembali menatap matanya, dan tersenyum, tanpa rasa perih.
Dan sampai hari itu tiba, sepertinya kamu masih akan menjadi Lelaki Kayu Manisku, Bocah Tua Gila…
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
0 komentar:
Posting Komentar