Will You Still Love Me When I’m 64?

Nggak tau. Aku nggak tau apakah lima puluh tahun lagi aku masih akan tetap mencintai kamu (seperti lagu yang belakangan ini sering diputar di radio pagi-pagi dan terpaksa kudengarkan ketika sedang berada di dalam mobil). Dan aku juga nggak mau berjanji. Karena aku nggak suka kalau nggak bisa menepati janji.

Selamanya serta selalu adalah dua hal yang nggak akan pernah bisa kujamin kebenarannya—apalagi kita bicara masalah perasaan; yang bisa berubah dalam waktu semalam karena hal yang nggak akan pernah bisa dijelaskan secara memuaskan. Ditambah lagi, kita bicara soal masa depan, yang bahkan peramal paling handal pun nggak bisa memastikan.

Jadi, aku nggak tau, apakah aku masih akan mencintaimu ketika kamu berusia 64 tahun. Dan aku nggak bisa berjanji. Dan aku juga nggak tau apakah hal semacam itu perlu untuk kamu tanyakan; karena setiap kali bersama kamu, aku cuma ingin menikmati setiap momen, setiap detiknya, setiap ‘sekarang’ yang akan jadi kenang-kenangan buatku di masa depan—yang masih nggak ketahuan apakah akan kulewati dengan atau tanpa kamu.

Buatku, adalah sebuah kesia-siaan bermimpi soal masa depan selagi kamu ada di hadapanku sekarang. Saat-saat bersamamu ingin kunikmati tanpa andai-andai yang malah membuatku lupa dan teralihkan dari apa yang sedang kamu ceritakan, jins baru yang kamu pakai, taro bun yan hendak kamu pesan, seperti apa rasa jemarimu yang menghangatkan jemariku…

Cuma satu hal yang perlu kamu tau, dan bisa kujawab dengan pasti.

Bahwa kalau ditanya apakah ‘saat ini’ aku mencintai kamu, jawabannya adalah: iya.



Ola


Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
Category: 0 komentar

0 komentar:

Posting Komentar